24 April 2010

Tik... Tik... Tik...




Tik... Tik... Tik...
Identik dengan suara mesin tik

Tik... Tik... Tik...
mungkin itu suara jam yang berdetik

Tik... Tik... Tik...
Bisa jadi sedang turun hujan rintik

Tik... Tik... Tik...
Atau mungkin suara gitar yang dipetik

Tik... Tik... Tik...
Kalau memanggil yang namanya Atik

Tik... Tik... Tik...
orang yang berpikir menggunakan taktik

Tik... Tik... Tik...
Bagiku adalah Titik

18 April 2010

NOVEL ROMANCE



Hii.. Fren,
Gue sebenernya udah lama pengen posting artikel ini yang berasal dari situs gagasmedia. Maksudnya biar gue gax perlu cari-cari artikel lagi lewat om google, kan udah di copas (baca: copy paste) dhikandang gue. Maklum rada telmi orangnya.. hahahaha... biar gax susah githu nyarinya.

Nah bahan materi yang gue copas itu mengenai cara membuat Novel Romance, itu tuh novel yang ada romantis-romantisan and cintah-cintahan... yang disukai ama kaum hawa dan bisa membuat diri terharu hingga berlinang air mata.. hiks..hiks..

Nah sengaja gue cantumin di sini biar gampang belajarnya githu, soalnya kan gue masih awam sama materi yang kayak begituan. Maklum masih minim pengalaman.. hahaha...

gue juga suka mikir, Bisa gax yah, bisa gax yah...?
Nah soal bisa gax bisa, kuncinya cuma satu...
Tanya: "Apa tuuuuuh.....????"
Jawab: "Kuncinya yah... tulis aja yang ada dikepala elo,.. (hahaha malah nulis otak, rambut sama kutu)

Gue juga gax tau kapan mo coba bikinnya, yah gimana mutz.. aja deh. Kalo chemistry lagi dapet kan gax perlu susah-susah cari referensinya lagi.. (hahaha.. kayak yg udah jd penulis ajjah Loeh.. nulis ajah malezz) jadi maLu cayah ^_^"


Ok deh, ini salah satu ILmu mengenai Novel Romance yang bisa kita jadikan patokan dalam membuatnya. Oh iya, kalo kamu sukses bikin Novel Romance seperti salah satu yang ada di bawah ini, gax ada salahnya kalo coba-coba dikirim ke penerbitnya. Sapa tau aja karya kamu bisa dibukukan. Good Lucky.. yuaaah...

- SENSUALITY LEVEL
- CLIQUE*LIT
- TEEN ROMANCE
- CLASSIC ROMANCE
- MAINSTREAM ROMANCE
- DOMESTIC DRAMA



Sayangnya gue bukan tipe orang yang pandai merangkai kata-kata.
Dari isi bLog gue juga keliatan kox... ha..ha..

SENSUALITY LEVEL

Untuk mempermudah bayangan level sensualitas di novel romance, GagasMedia memakai teori 12 Steps to Intimacy-nya Desmond Morris sebagai panduan.

1. Eye to body (deskripsi kekaguman saat pertama kali melihat pasangan)
Dari mata turun ke hati—begitulah cara paling simpel untuk menjelaskan level terendah dari sensualitas Desmond Morris ini. Contoh:
“Daniel?” panggilnya lembut.
Tapi laki-laki itu tak kunjung menoleh. Bahkan ketika Nadia berjalan pelan ke sofa empuk, tak jauh dari tempat laki-laki itu berdiri. Sosok tinggi dan atletis itu tetap di sana, bergeming seperti patung Yunani, dan membisu seperti batu. Sesuatu dari dalam diri Daniel membuat Nadia mendadak canggung. Dia lalu berdehem, sambil berusaha menawarkan perasaannya yang berdebar-debar.
“Daniel?” Dia memanggilnya lagi.

2. Eye to eye (saling bertatap mata)
Momen indah saat kedua orang yang jatuh cinta itu saling menatap. Contoh:
“Aku senang kamu ada di sini,” kata Devon sungguh-sungguh. Sesaat, mata mereka bertemu di udara. Waktu berhenti untuk mereka berdua.
“Aku juga,” aku Aria, tak berani berkedip barang sedetik pun. Dia tak ingin melewatkan saat-saat indah ini... sebelum Daniel meninggalkan Indonesia.

3. Voice to voice (percakapan romantis dengan pasangan)
Obrolan romantis, dari hati ke hati, adalah favorit sebagian besar pembaca romance. Bahkan, beberapa mengenangnya sebagai quote yang tak terlupakan. Contoh:
Alvin menarik napas panjang sebelum berkata, “Aku mencintaimu.”
Sebelum Dewi bereaksi atas ucapannya barusan, laki-laki itu buru-buru menempelkan telunjuknya di bibir perempuan itu. Setelah jeda beberapa saat, Alvin baru melanjutkan, “Aku tak bisa menjamin akulah yang kau inginkan. Tapi aku berjanji menjadi laki-laki yang kau butuhkan.
Dewi tak mampu berkata-kata. Matanya berkaca-kaca.

4. Hand to hand (berpegangan tangan dengan pasangan)
Sentuhan skin-to-skin (kulit bertemu kulit) dimulai sejak tahap ini. Dan cukup banyak juga cerita romantis dimulai dengan jabatan tangan. Contoh:
Untuk pertama kalinya, sejak sisa siang itu, Kania merasa tenang. Dia membiarkan Hadi memanjakannya di tempat tidur; memperbaiki letak bantal sehingga dia bisa menyandarkan tubuh dengan nyaman, membuatkan segelas teh melati. Setelah meletakkan cangkir berisi cairan hangat itu di bawah lampu meja, Hadi menggenggam tangannya dengan lembut. Jari-jari panjang laki-laki itu merangkul jari-jarinya seolah menjanjikan perlindungan—sesuatu yang bisa dia percayakan pada Hadi.
“Jangan mikir yang berat-berat dulu,” katanya, membelai punggung tangan Kania dan mengalirkan gejolak aneh di dalam dirinya. “Aku pengen kamu istirahat sepuasnya, biar pusingnya cepat sembuh.”

5. Arm to shoulder (menyentuh bahu pasangan)
Gestur romantis skin-to-skin masih berlanjut di tahap ini. Contoh:
Christopher menyentuh bahu Rachel dan gelenyar panas dengan cepat menjalari lengan sampai ke kuku-kuku tangannya. Padahal katanya kuku jari tak bisa merasakan apa-apa.
Rachel menggumam dalam hati, hanya karena Christopher tunangan kakaknya, bukan berarti dia kebal terhadap pesona laki-laki itu.
“Sudah malam,” ujarnya lembut.

6. Arm to waist (meletakkan tangan di pinggang)
Bayangkan adegan dansa, pelukan mesra dari belakang, atau momen ‘kecelakaan’ yang membawa pembaca ke suasana intens antar tokoh utama. Contoh:
Sejurus kemudian, Juliet menyesali kekeraskepalaannya. Menepis uluran tangan Romeo justru membuatnya terjerumus ke masalah yang lebih besar. Dia tergelincir di atas lantai marmer yang baru dipel itu dan laki-laki itu langsung sigap menangkap tubuhnya. Sesaat, Juliet merasa beruntung karena tak sampai mempermalukan diri di depan Romeo. Tapi merasakan lengan berotot laki-laki itu di pinggulnya adalah masalah besar.
“Lepaskan!” perintahnya dengan suara gemetar. Menatap langsung mata cokelat Romeo mengisi daftar panjang kesalahannya sepanjang hati itu.
“Tapi kamu nanti bakal jatuh.” Brengsek, dia tersenyum!

7. Mouth to mouth (berciuman)
Apa ini masih perlu dijelaskan? Semua yang berjiwa romantis tahu, berciuman dengan orang yang disayang akan menjadi kenangan terindah selamanya.... Contoh:
Tora mencondongkan tubuhnya dan menekan bibirnya ke bibir Lidya. Tuhan, bibirnya lembut dan mengingatkannya pada es krim. Lembut dan adiktif. Dia menemukan sensasi dingin mint dari permen karet yang tadi dikunyah cewek itu. Pikiran warasnya hilang sesaat, terbius pengalaman baru yang ditemukannya bersama Nadia.
“Apa kamu mikirin Gita saat nyium aku?” tanya Nadia setelah mereka menghentikan ciuman itu.
Tora nggak menjawab. Dan, seperti bisa membaca pikirannya, Lidya menampar cowok itu.

8. Hand to head (menyentuh kepala pasangan)
Belaian lembut di kepala terbukti bisa membuat nyaman pasangan lho! Contoh:
Dua belas tahun harusnya cukup untuk melupakan Andi.
Tapi saat laki-laki itu membelai lembut kepalanya, menelusuri riak rambutnya, Rania tiba-tiba merasa masa-masa penghukuman diri itu tak ada gunanya. Laki-laki itu akan terus menghantuinya, tinggal di dalam dirinya seperti jiwa kedua.
Menyadari itu, air mata Rania menetes.
“Kasih aku satu kesempatan lagi, Ran,” pintanya dengan nada memelas.
Rania menggeleng pelan. “Aku bisa saja memaafkanmu, Di. Tapi membayangkanmu mengecewakanku lagi kedua kalinya... jujur, Di, aku nggak kuat.”

9. Hand to body (menjelajahi tubuh pasangan)
Kalau kamu pintar memainkan kartumu, kamu bisa membuat adegan biasa jadi sesuatu yang romantis. Contoh:
Denyut nadi Ardian semakin cepat. Pakaian basah mereka tak mampu menghentikan gejolak di antara keduanya. Ardian menatap Risa, dan perempuan itu membalasnya dengan senyum tipis di bibir gemetarnya.
“Semuanya bakal baik-baik saja,” kata Ardian, mencoba berpikiran positif. “Begitu tim SAR menemukan bangkai pesawat itu, mereka akan melakukan pencarian intensif, menyisir daerah ini. Kita akan selamat.”
Risa meletakkan kepalanya di dada laki-laki itu sembari mempererat dekapannya. “Aku lebih takut dengan pertanyaan yang akan kita hadapi begitu mereka menyelamatkan kita nanti.”
Sebelum Ardian mengatakan sesuatu, Risa melanjutkan, “Kamu pikir mereka nggak bakal bertanya-tanya, sedang apa perempuan bersuami berduaan saja dengan laki-laki muda ke pulau terpencil?”

10. Mouth to breast (mencium payudara pasangan)
Novel-novel luar memang sudah biasa dengan gestur tahap ini. Tapi untuk kategori novel lokal, masih terbilang verboden (terlarang). Bagaimana pun juga, pembaca kita masih mendambakan kisah cinta yang romantis—bukan erotis.

11. Hand to genitals (merangsang pasangan dengan tangan)
Sama saja dengan tahap sebelumnya, gestur ini terlarang buat penulisan novel romance lokal.

12. Genitals to genitals (hubungan seksual)
Pengecualian di tahap ini, tak sedikit novel lokal yang bisa menceritakan adegan seksual dengan halus, tanpa bertujuan merangsang pembaca. Jadi, berkreasilah khusus bagian verboden yang satu ini.

Domestic Drama, Classic Romance: 1-7
Mainstream Romance: 1-9


Narasumber: http://gagasmedia.net/gagas-romance/SENSUALITY-LEVEL.html

CLIQUE*LIT

Pergaulan dan pertemanan merupakan inti dari genre ini. Persaingan antargeng atau kelompok menjadi fokus tersendiri. Berikut kriteria pengiriman naskah CLIQUE*LIT:

* Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12
* Kirimkan dalam bentuk print out (yang sudah dijilid rapi, tentunya), sertakan sinopsis lengkap novelmu, plus form pengiriman naskah ke:


REDAKSI GAGASMEDIA
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630
(KODE NASKAH: CLIQUE*LIT—tulis di amplop naskahmu)


* Setiap naskah akan diproses langsung oleh redaksi. Waktu yang diperlukan 3-4 bulan, mengingat banyaknya naskah masuk setiap harinya. Harap maklum ya.
* Contoh novel Clique*Lit:

1. Glam Girls The Series
2. Princess of Gossip (Sabrina Bryan & Julia DeVillers)



PLOT
Tema besar Clique*Lit adalah pergaulan dan pertemanan. Jadi, plot yang kamu temukan di serial Glam Girls hanyalah sebagian kecil dari banyak sekali kemungkinan tema. Bisa jadi, novel Clique*Lit-mu bercerita tentang pergaulan anak-anak di asrama atau tempat kos. Atau, novelmu bercerita tentang sekelompok remaja yang melakukan study trip bersama. Atau, tentang perseteruan di antara anak-anak Klub Ilmiah Remaja (KIR). Have fun. Pikirkan cerita-cerita yang out of box.

Sumber konflik di genre Clique*Lit berasal dari: ambisi, skandal, kebencian, dendam, kekecewaan, persaingan, dan pengkhianatan.

Isu popularitas paling cocok untuk clique cewek (Glam Girls). Isu siapa yang lebih jago, lebih berani paling cocok untuk clique cowok (The Outsider, S.E. Hinton).

Kunci memilih konflik apa yang muncul di novel kamu terletak di background tokoh utamamu. Semakin high class statusnya, konflik tokoh nggak jauh-jauh dari sesuatu yang scandalous—gosip, rahasia, aib, dsb.

KARAKTER
Anggota clique atau geng bisa dibeda-bedakan menjadi empat karakter menonjol:

* Karakter Alpha digambarkan sebagai sosok pemimpin clique. Tokoh yang seperti ini biasanya memiliki kelebihan yang sangat menonjol (misalnya: sangat pintar atau sangat kaya), goal-oriented, keras kepala, dan nggak mau kalah. Tokoh yang seperti ini bisa jadi adalah anak tunggal di keluarganya.
* Karakter Beta digambarkan sebagai sosok yang nggak selalu seide dengan Alpha, tapi nggak bisa berbuat apa-apa kecuali menuruti kemauan Alpha. Beta biasanya menghormati pendidikan, jadi tokoh ini dihormati karena intelegensianya. Tokoh Beta membuat banyak pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu, paling mungkin terjebak rutinitas (karena melakukan segala sesuatunya secara sistematis). Tokoh Beta punya insekuritas tersendiri; misalnya nggak suka berada di tempat ramai, nggak percaya diri dengan tubuhnya, dsb.
* Karakter Theta adalah sosok follower sejati. Punya ambisi ingin seperti Alpha tapi nggak cukup berani untuk bersikap tegas. Biang gosip. Berpotensi sebagai backstabber.
* Karakter Floater adalah sosok yang gampang masuk ke clique manapun. Tokoh ini biasanya memiliki daya tariknya sendiri. Berasal dari keluarga public figure. Paling nyantai di antara semua karakter. Punya agenda sendiri, jadi nggak melulu merasa harus mengikuti maunya si Alpha.

Masing-masing clique punya identitas sendiri. Entah itu gaya berpakaian, slang, bahkan tempat nongkrong. Pastikan clique di novelmu memiliki identitas.

SETTING
Selain karakter, setting adalah faktor yang penting kamu perhatikan. Sebelum memutuskan menggunakan setting (waktu & tempat) tertentu, pertimbangkan hal-hal berikut:


* Seberapa berpengaruh setting ceritamu dengan plot? (cara mengetes: ‘pindahkan’ ceritamu ke setting yang sama sekali berbeda. Misalnya, novel Glam Girls. Kalau Rashi and the clique dipindahkan ke sekolah negeri, apakah ceritanya akan berubah total? Novel ini bercerita tentang pergaulan dengan teman-teman dari negara berbeda dan juga gaya hidup remaja high class. Jadi, ya. Setting sekolah internasional terbukti berpengaruh sekali dengan plot.
* Seberapa banyak interaksi tokoh dengan setting yang kamu buat?
* Apakah setting-mu meyakinkan atau berkesan ‘tempelan’ saja? (solusi: kamu harus riset lagi supaya bisa menciptakan setting yang lebih baik)

LAIN-LAIN
Pastikan bahanmu cukup sebelum memutuskan untuk menulis novel Clique*Lit-mu. Kamu bisa belajar membuat plot Clique*Lit dari karya-karya sastra klasik seperti Shakespeare. Cari tahu lebih banyak tentang peer pressure di internet dan buku-buku di perpustakaan.


Narasumber: http://gagasmedia.net/gagas-romance/CLIQUE*LIT.html

TEEN ROMANCE

Teen Romance merupakan kategori novel romantis yang ceritanya ringan. Seperti halnya kisah cinta masa remaja kebanyakan. Berikut ini adalah kriteria Teen Romance:

* Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12
* Kirimkan dalam bentuk print out (yang sudah dijilid rapi, tentunya), sertakan sinopsis lengkap novelmu, plus form pengiriman naskah ke:


REDAKSI GAGASMEDIA
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630
(KODE NASKAH: TEEN ROMANCE—tulis di amplop naskahmu)



* Setiap naskah akan diproses langsung oleh redaksi. Waktu yang diperlukan 3-4 bulan, mengingat banyaknya naskah masuk setiap harinya. Harap maklum ya.
* Contoh novel Teen Romance:

1. Ai (Winna Efendi)
2. Refrain (Winna Efendi)
3. Moonlight Waltz (Fenny Wong)



PLOT
Mulailah novelmu dengan hal-hal ringan. Bisa jadi tokoh cewek dan tokoh cowokmu baru bertemu. Bisa jadi juga mereka berantem dan saling benci sebelum mengenal satu sama lain lebih jauh. Terserah.

Buat pembaca bersenang-senang dengan plot novelmu. Jangan terlalu terburu-buru membuat tokoh-tokoh utamamu jatuh cinta, biaskan mereka menikmati perasaannya. Buai pembaca dengan pertemuan-pertemuan yang megesankan, kencan pertama yang canggung tapi berakhir menyenangkan, ciuman malu-malu... biarkan pembaca terbawa jauh ke dalam cerita cinta buatanmu.

‘Jadian’ memang ending Teen Romance pada umumnya, tapi bukan berarti kamu nggak bisa bermain-main dengan pakem ini. Ciptakan sub plot yang bikin penasaran atau tokoh-tokoh lain yang mendukung/menghalangi cinta mereka. Jadi, biarpun sudah kebayang ceritanya bakal berakhir bahagia, buat pembacamu ketagihan untuk terus membaca sampai halaman terakhir.

KARAKTER
Dunia sekolah dan kuliah adalah fokus utama Teen Romance. Usia tokoh utama di novel ini biasanya berkisar antara 18-24 tahun. Sedangkan untuk tokoh pendukung, pilih yang mewakili dunia di sekitar tokoh utama. Bisa jadi kepala sekolah, mantan, tetangga, orangtua, teman-teman, atau malah musuh bebuyutannya.

Tokoh cowok di Teen Romance biasanya ganteng... tapi jangan buat dia jadi sempurna. Ciptakan karakter yang punya kelemahan, entah itu ketakutan pada hal tertentu, trauma, kebencian, dan dendam. Kekurangan membuat si tokoh terasa nyata.

Meskipun Teen Romance pada dasarnya adalah cerita cinta, pembaca ternyata lebih fokus pada bagaimana akhirnya si tokoh cewek mendapatkan cinta cowok idamannya. Jadi, pikirkan baik-baik tokoh utama cewek di novelmu. Lakukan riset kalau perlu.

Jangan terjebak di klise ‘cewek tomboy’ dan ‘cewek feminin’.

Tokoh cewek yang sempurna akan membuat pembaca sulit bersimpati karena cewek seperti ini biasanya dianggap mudah mendapatkan segalanya.

Dalam fiksi, baik tema maupun karakter memiliki fokus perhatian yang sama besarnya. Tapi, di Teen Romance, daya tarik sesungguhnya terletak di seberapa meyakinkannya tokohmu mewakili dunia remaja saat ini. Jadi, sebelum menulis, pastikan kamu sudah memiliki bayangan jelas tentang gaya hidup remaja, apa yang sedang mereka gandrungi, tontonan dan game favorit, hobi, dsb. Pelajari cara mereka bicara dan masalah yang sedang mereka hadapi.

LAIN-LAIN
Hati-hati dengan klise. Pacaran dengan anak band dan anak basket bukan hanya ‘biasa’ banget di Teen Romance, tapi juga kemungkinan sudah banyak dipakai penulis lain sebelumnya. Mulailah riset dan temukan ide-ide menarik untuk novelmu. Majalah remaja adalah salah satu sumber yang bagus untuk menggali ide.

Teen Romance biasanya ditulis dari sudut pandang orang pertama atau orang ketiga, tapi beberapa novel bagus malah menggunakan sudut pandang orang kedua. Pilihlah yang menurut kamu paling cocok dengan gaya berceritamu.

Adegan romantis di Teen Romance cenderung lembut dan manis. Hindari adegan-adegan vulgar yang nggak cocok dibaca anak sekolah.


Narasumber: http://gagasmedia.net/gagas-romance/TEEN-ROMANCE.html

CLASSIC ROMANCE

Classic Romance identik dengan kehidupan cinta konvensional ber-setting masa lalu. Biasanya novel ini memiliki unsur budaya dan tradisi yang cukup kental. Berikut adalah kriteria pengiriman naskah Classic Romance:

* Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12
* Kirimkan dalam bentuk print out (yang sudah dijilid rapi, tuntunya), sertakan sinopsis lengkap novelmu, plus form pengiriman naskah ke:


REDAKSI GAGASMEDIA
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630
(KODE NASKAH: CLASSIC ROMANCE—tulis di amplop naskahmu)


* Setiap naskah akan diproses langsung oleh redaksi. Waktu yang diperlukan 3-4 bulan, mengingat banyaknya naskah masuk setiap harinya. Harap maklum ya.
* Contoh novel Classic Romance:

1. From Batavia with Love (Karla M. Nashar)



PLOT
Ada dua jenis romance yang masuk kategori Classic Romance: romance sejarah dan romance konvensional. Seperti namanya, romance sejarah mengambil setting waktu berabad-abad lampau. Romance konvensional ber-setting lampau dan tahun sekarang, tapi temanya sangat dekat dengan budaya dan tradisi Indonesia. Bayangkan kisah cinta terlarang keturunan kraton dan orang biasa, atau hubungan yang ditentang orangtua karena masalah marga.

Saat mengerjakan novel Classic Romance, kamu tetap harus ingat: ini novel romance. Tetap perhatikan chemistry pasangan yang menjadi tokoh utama dan awasi baik-baik perkembangan cinta mereka.

SETTING
Konflik adat dan keluarga sangat kental di Classic Romance. Mainkan kreativitasmu untuk menciptakan setting yang memancing konflik kuat dan nggak mengada-ada, misalnya: acara keluarga besar yang memungkinkan clash antara cara pikir generasi muda dan generasi tua.

Kekuatan di novel-novel seperti ini terletak di setting waktu dan tempat. Kamu harus bisa meyakinkan pembaca bahwa semua kejadian di novelmu terjadi di waktu dan tempat yang kamu tetapkan. Karenanya, kamu sebaiknya melakukan riset yang cukup dulu sebelum mengerjakan novel ini.

DESKRIPSI
Hati-hati saat mencecerkan fakta di novel Classic Romance-mu. Menyelipkannya sebagai deskripsi—apalagi sampai kebanyakan—bisa membuat novelmu berubah jadi semi non-fiksi dan, lebih buruknya lagi, kayak brosur! Menjadikannya sebagai bagian dialog kadang-kadang malah membuat si tokoh seperti tukang obat yang cerewet. Sekali lagi, hati-hati. Nggak sedikit penulis yang terpeleset di kecenderungan ini.

LAIN-LAIN
Hati-hati dengan penggunaan bahasa slang. Noni-noni di Batavia belum kenal istilah ‘sumpe lo’ atau ‘kepo banget sih lo’. Oke, emang lucu sih... tapi nggak bakal lucu kalo novelmu terbit dan ada pembaca yang menemukan kesalahanmu itu.



Sepanas apa sih baiknya adegan seksi di Classic Romance? Bayangkan adegan-adegan romantis yang kamu temukan di kartun-kartun Disney (Cinderella, Snow White, you name it!).

Untuk mempermudah bayangan level sensualitas di novel romance, GagasMedia memakai teori 12 Steps to Intimacy-nya Desmond Morris sebagai panduan. Ingat, untuk Classic Romance ini, tingkat keintiman yang digunakan hanya sampai nomor 7.

1. Eye to body (deskripsi kekaguman saat pertama kali melihat pasangan)
Dari mata turun ke hati—begitulah cara paling simpel untuk menjelaskan level terendah dari sensualitas Desmond Morris ini. Contoh:
“Daniel?” panggilnya lembut.
Tapi laki-laki itu tak kunjung menoleh. Bahkan ketika Nadia berjalan pelan ke sofa empuk, tak jauh dari tempat laki-laki itu berdiri. Sosok tinggi dan atletis itu tetap di sana, bergeming seperti patung Yunani, dan membisu seperti batu. Sesuatu dari dalam diri Daniel membuat Nadia mendadak canggung. Dia lalu berdehem, sambil berusaha menawarkan perasaannya yang berdebar-debar.
“Daniel?” Dia memanggilnya lagi.

2. Eye to eye (saling bertatap mata)
Momen indah saat kedua orang yang jatuh cinta itu saling menatap. Contoh:
“Aku senang kamu ada di sini,” kata Devon sungguh-sungguh. Sesaat, mata mereka bertemu di udara. Waktu berhenti untuk mereka berdua.
“Aku juga,” aku Aria, tak berani berkedip barang sedetik pun. Dia tak ingin melewatkan saat-saat indah ini... sebelum Daniel meninggalkan Indonesia.

3. Voice to voice (percakapan romantis dengan pasangan)
Obrolan romantis, dari hati ke hati, adalah favorit sebagian besar pembaca romance. Bahkan, beberapa mengenangnya sebagai quote yang tak terlupakan. Contoh:
Alvin menarik napas panjang sebelum berkata, “Aku mencintaimu.”
Sebelum Dewi bereaksi atas ucapannya barusan, laki-laki itu buru-buru menempelkan telunjuknya di bibir perempuan itu. Setelah jeda beberapa saat, Alvin baru melanjutkan, “Aku tak bisa menjamin akulah yang kau inginkan. Tapi aku berjanji menjadi laki-laki yang kau butuhkan.
Dewi tak mampu berkata-kata. Matanya berkaca-kaca.

4. Hand to hand (berpegangan tangan dengan pasangan)
Sentuhan skin-to-skin (kulit bertemu kulit) dimulai sejak tahap ini. Dan cukup banyak juga cerita romantis dimulai dengan jabatan tangan. Contoh:
Untuk pertama kalinya, sejak sisa siang itu, Kania merasa tenang. Dia membiarkan Hadi memanjakannya di tempat tidur; memperbaiki letak bantal sehingga dia bisa menyandarkan tubuh dengan nyaman, membuatkan segelas teh melati. Setelah meletakkan cangkir berisi cairan hangat itu di bawah lampu meja, Hadi menggenggam tangannya dengan lembut. Jari-jari panjang laki-laki itu merangkul jari-jarinya seolah menjanjikan perlindungan—sesuatu yang bisa dia percayakan pada Hadi.
“Jangan mikir yang berat-berat dulu,” katanya, membelai punggung tangan Kania dan mengalirkan gejolak aneh di dalam dirinya. “Aku pengen kamu istirahat sepuasnya, biar pusingnya cepat sembuh.”

5. Arm to shoulder (menyentuh bahu pasangan)
Gestur romantis skin-to-skin masih berlanjut di tahap ini. Contoh:
Christopher menyentuh bahu Rachel dan gelenyar panas dengan cepat menjalari lengan sampai ke kuku-kuku tangannya. Padahal katanya kuku jari tak bisa merasakan apa-apa.
Rachel menggumam dalam hati, hanya karena Christopher tunangan kakaknya, bukan berarti dia kebal terhadap pesona laki-laki itu.
“Sudah malam,” ujarnya lembut.

6. Arm to waist (meletakkan tangan di pinggang)
Bayangkan adegan dansa, pelukan mesra dari belakang, atau momen ‘kecelakaan’ yang membawa pembaca ke suasana intens antar tokoh utama. Contoh:
Sejurus kemudian, Juliet menyesali kekeraskepalaannya. Menepis uluran tangan Romeo justru membuatnya terjerumus ke masalah yang lebih besar. Dia tergelincir di atas lantai marmer yang baru dipel itu dan laki-laki itu langsung sigap menangkap tubuhnya. Sesaat, Juliet merasa beruntung karena tak sampai mempermalukan diri di depan Romeo. Tapi merasakan lengan berotot laki-laki itu di pinggulnya adalah masalah besar.
“Lepaskan!” perintahnya dengan suara gemetar. Menatap langsung mata cokelat Romeo mengisi daftar panjang kesalahannya sepanjang hati itu.
“Tapi kamu nanti bakal jatuh.” Brengsek, dia tersenyum!

7. Mouth to mouth (berciuman)
Apa ini masih perlu dijelaskan? Semua yang berjiwa romantis tahu, berciuman dengan orang yang disayang akan menjadi kenangan terindah selamanya.... Contoh:
Tora mencondongkan tubuhnya dan menekan bibirnya ke bibir Lidya. Tuhan, bibirnya lembut dan mengingatkannya pada es krim. Lembut dan adiktif. Dia menemukan sensasi dingin mint dari permen karet yang tadi dikunyah cewek itu. Pikiran warasnya hilang sesaat, terbius pengalaman baru yang ditemukannya bersama Nadia.
“Apa kamu mikirin Gita saat nyium aku?” tanya Nadia setelah mereka menghentikan ciuman itu.
Tora nggak menjawab. Dan, seperti bisa membaca pikirannya, Lidya menampar cowok itu.


Narasumber: http://gagasmedia.net/gagas-romance/CLASSIC-ROMANCE.html

MAINSTREAM ROMANCE

Mainstream Romance merupakan kategori novel romance yang tokoh utama wanitanya sudah di-set sejak awal untuk berjodoh dengan tokoh utama laki-lakinya. Berikut adalah kriteria Mainstream Romance:

* Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12
* Kirimkan dalam bentuk print out (yang sudah dijilid rapi, tentunya), sertakan sinopsis lengkap novelmu, plus form pengiriman naskah ke:


REDAKSI GAGASMEDIA
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630
(KODE NASKAH: MAINSTREAM ROMANCE—tulis di amplop naskahmu)



* Setiap naskah akan diproses langsung oleh redaksi. Waktu yang diperlukan 3-4 bulan, mengingat banyaknya naskah masuk setiap harinya. Harap maklum ya.
* Contoh novel Mainstream Romance:

1. Gurun Bercerita Cinta (Diyah Ratna)
2. Orange (Windry Ramadhina)
3. Baby Proposal (Dahlian dan Gielda Lafita)


Seperti roller coaster, novel-novel Mainstream Romance membawa emosi pembaca naik-turun. Pokoknya, semuanya tentang cinta, cinta, dan CINTA!

PLOT
Ciri lain Mainstream Romance adalah pakem Star Cross-nya; artinya sejak awal tokoh utama perempuannya sudah di-set akan berjodoh dengan tokoh utama laki-lakinya. Tapi bagaimana kedua orang itu saling tertarik, jatuh cinta, dan memutuskan bersama... itu dia yang pembaca ingin tahu dari novelmu!

Sebisa mungkin, hindari terlalu banyak kebetulan. Dan adegan tabrakan pas jalan berpapasan. C’mon... ada segudang cara lain yang bisa kamu pakai untuk mempertemukan pasangan di novel Mainstream Romance-mu ini.


SETTING
Optimalkan kekuatan cerita di chemistry antara dua tokoh. Ciptakan suasana yang intens dan romantis dengan deskripsi yang baik, dan jangan lupa: location, location, location. Setting tempat yang mendukung cerita akan menjadi nilai plus buat naskah kamu.

Untuk nuansa romantis yang lembut pilih tempat-tempat ber-space luas, daerah pinggir kota misalnya. Sementara untuk Mainstream Romance bertema urban, pilih daerah perkotaan atau ciptakan lingkungan fiktif yang bisa mewakili lifestyle kehidupan perkotaan. Misalnya, perkantoran elite, kantor majalah high fashion, dsb.

KARAKTER
Biarpun ini kedengarannya sepele, pilihlah nama yang menggambarkan kepribadian karaktermu. Nama-nama ‘maskulin’ (misalnya: Bobby, Andres, Tora) mempermudah pembaca membayangkan se-macho apa karakter cowokmu. Sebaliknya, nama-nama ‘uniseks’ (misalnya: Andri, Dian, Alex, Kurnia, Aulia) akan jadi sangat membingungkan.

Seperti halnya nama, pilih baik-baik profesi dan hobi karaktermu.

LAIN-LAIN
Teknik ini udah bukan rahasia lagi—saking seringnya dipakai di film-film romantis Hollywood. Pastikan semua konflik (utama, sub konflik) sudah selesai di bab kedua sebelum ending. Tutup cerita dengan satu bab yang menggambarkan seperti apa pasangan novelmu menjalani hari-hari penuh cinta mereka. Misal: kalo fokus cerita kamu tutup dengan lamaran, mungkin di bab terakhir (+ 5 halaman) kamu menhadiahkan pembaca cerita tentang momen romantis yang terjadi saat pernikahan. Quote-quote manis akan sangat membantu di bagian ini.


Sepanas apa sih baiknya adegan seksi di Mainstream Romance?

Untuk mempermudah bayangan level sensualitas di novel romance, GagasMedia memakai teori 12 Steps to Intimacy-nya Desmond Morris sebagai panduan. Ingat, untuk Mainstream Romance ini, tingkat keintiman yang digunakan hanya sampai nomor 9.

1. Eye to body (deskripsi kekaguman saat pertama kali melihat pasangan)
Dari mata turun ke hati—begitulah cara paling simpel untuk menjelaskan level terendah dari sensualitas Desmond Morris ini. Contoh:
“Daniel?” panggilnya lembut.
Tapi laki-laki itu tak kunjung menoleh. Bahkan ketika Nadia berjalan pelan ke sofa empuk, tak jauh dari tempat laki-laki itu berdiri. Sosok tinggi dan atletis itu tetap di sana, bergeming seperti patung Yunani, dan membisu seperti batu. Sesuatu dari dalam diri Daniel membuat Nadia mendadak canggung. Dia lalu berdehem, sambil berusaha menawarkan perasaannya yang berdebar-debar.
“Daniel?” Dia memanggilnya lagi.

2. Eye to eye (saling bertatap mata)
Momen indah saat kedua orang yang jatuh cinta itu saling menatap. Contoh:
“Aku senang kamu ada di sini,” kata Devon sungguh-sungguh. Sesaat, mata mereka bertemu di udara. Waktu berhenti untuk mereka berdua.
“Aku juga,” aku Aria, tak berani berkedip barang sedetik pun. Dia tak ingin melewatkan saat-saat indah ini... sebelum Daniel meninggalkan Indonesia.

3. Voice to voice (percakapan romantis dengan pasangan)
Obrolan romantis, dari hati ke hati, adalah favorit sebagian besar pembaca romance. Bahkan, beberapa mengenangnya sebagai quote yang tak terlupakan. Contoh:
Alvin menarik napas panjang sebelum berkata, “Aku mencintaimu.”
Sebelum Dewi bereaksi atas ucapannya barusan, laki-laki itu buru-buru menempelkan telunjuknya di bibir perempuan itu. Setelah jeda beberapa saat, Alvin baru melanjutkan, “Aku tak bisa menjamin akulah yang kau inginkan. Tapi aku berjanji menjadi laki-laki yang kau butuhkan.
Dewi tak mampu berkata-kata. Matanya berkaca-kaca.

4. Hand to hand (berpegangan tangan dengan pasangan)
Sentuhan skin-to-skin (kulit bertemu kulit) dimulai sejak tahap ini. Dan cukup banyak juga cerita romantis dimulai dengan jabatan tangan. Contoh:
Untuk pertama kalinya, sejak sisa siang itu, Kania merasa tenang. Dia membiarkan Hadi memanjakannya di tempat tidur; memperbaiki letak bantal sehingga dia bisa menyandarkan tubuh dengan nyaman, membuatkan segelas teh melati. Setelah meletakkan cangkir berisi cairan hangat itu di bawah lampu meja, Hadi menggenggam tangannya dengan lembut. Jari-jari panjang laki-laki itu merangkul jari-jarinya seolah menjanjikan perlindungan—sesuatu yang bisa dia percayakan pada Hadi.
“Jangan mikir yang berat-berat dulu,” katanya, membelai punggung tangan Kania dan mengalirkan gejolak aneh di dalam dirinya. “Aku pengen kamu istirahat sepuasnya, biar pusingnya cepat sembuh.”

5. Arm to shoulder (menyentuh bahu pasangan)
Gestur romantis skin-to-skin masih berlanjut di tahap ini. Contoh:
Christopher menyentuh bahu Rachel dan gelenyar panas dengan cepat menjalari lengan sampai ke kuku-kuku tangannya. Padahal katanya kuku jari tak bisa merasakan apa-apa.
Rachel menggumam dalam hati, hanya karena Christopher tunangan kakaknya, bukan berarti dia kebal terhadap pesona laki-laki itu.
“Sudah malam,” ujarnya lembut.

6. Arm to waist (meletakkan tangan di pinggang)
Bayangkan adegan dansa, pelukan mesra dari belakang, atau momen ‘kecelakaan’ yang membawa pembaca ke suasana intens antar tokoh utama. Contoh:
Sejurus kemudian, Juliet menyesali kekeraskepalaannya. Menepis uluran tangan Romeo justru membuatnya terjerumus ke masalah yang lebih besar. Dia tergelincir di atas lantai marmer yang baru dipel itu dan laki-laki itu langsung sigap menangkap tubuhnya. Sesaat, Juliet merasa beruntung karena tak sampai mempermalukan diri di depan Romeo. Tapi merasakan lengan berotot laki-laki itu di pinggulnya adalah masalah besar.
“Lepaskan!” perintahnya dengan suara gemetar. Menatap langsung mata cokelat Romeo mengisi daftar panjang kesalahannya sepanjang hati itu.
“Tapi kamu nanti bakal jatuh.” Brengsek, dia tersenyum!

7. Mouth to mouth (berciuman)
Apa ini masih perlu dijelaskan? Semua yang berjiwa romantis tahu, berciuman dengan orang yang disayang akan menjadi kenangan terindah selamanya.... Contoh:
Tora mencondongkan tubuhnya dan menekan bibirnya ke bibir Lidya. Tuhan, bibirnya lembut dan mengingatkannya pada es krim. Lembut dan adiktif. Dia menemukan sensasi dingin mint dari permen karet yang tadi dikunyah cewek itu. Pikiran warasnya hilang sesaat, terbius pengalaman baru yang ditemukannya bersama Nadia.
“Apa kamu mikirin Gita saat nyium aku?” tanya Nadia setelah mereka menghentikan ciuman itu.
Tora nggak menjawab. Dan, seperti bisa membaca pikirannya, Lidya menampar cowok itu.

8. Hand to head (menyentuh kepala pasangan)
Belaian lembut di kepala terbukti bisa membuat nyaman pasangan lho! Contoh:
Dua belas tahun harusnya cukup untuk melupakan Andi.
Tapi saat laki-laki itu membelai lembut kepalanya, menelusuri riak rambutnya, Rania tiba-tiba merasa masa-masa penghukuman diri itu tak ada gunanya. Laki-laki itu akan terus menghantuinya, tinggal di dalam dirinya seperti jiwa kedua.
Menyadari itu, air mata Rania menetes.
“Kasih aku satu kesempatan lagi, Ran,” pintanya dengan nada memelas.
Rania menggeleng pelan. “Aku bisa saja memaafkanmu, Di. Tapi membayangkanmu mengecewakanku lagi kedua kalinya... jujur, Di, aku nggak kuat.”

9. Hand to body (menjelajahi tubuh pasangan)
Kalau kamu pintar memainkan kartumu, kamu bisa membuat adegan biasa jadi sesuatu yang romantis. Contoh:
Denyut nadi Ardian semakin cepat. Pakaian basah mereka tak mampu menghentikan gejolak di antara keduanya. Ardian menatap Risa, dan perempuan itu membalasnya dengan senyum tipis di bibir gemetarnya.
“Semuanya bakal baik-baik saja,” kata Ardian, mencoba berpikiran positif. “Begitu tim SAR menemukan bangkai pesawat itu, mereka akan melakukan pencarian intensif, menyisir daerah ini. Kita akan selamat.”
Risa meletakkan kepalanya di dada laki-laki itu sembari mempererat dekapannya. “Aku lebih takut dengan pertanyaan yang akan kita hadapi begitu mereka menyelamatkan kita nanti.”
Sebelum Ardian mengatakan sesuatu, Risa melanjutkan, “Kamu pikir mereka nggak bakal bertanya-tanya, sedang apa perempuan bersuami berduaan saja dengan laki-laki muda ke pulau terpencil?”


Narasumber: http://gagasmedia.net/gagas-romance/MAINSTREAM-ROMANCE.html

DOMESTIC DRAMA

Mengungkap kehidupan rumah tangga, terutama bagi yang baru mulai berumahtangga, memang memiliki keunikan tersendiri. Saat ini, tidak jarang penulis yang membuat novel dengan latar belakang keluarga. Kamu juga bisa menulis kehidupan seperti itu. Berikut adalah ketentuan pengiriman naskah yang masuk dalam kategori domestic drama ini.

* Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12
* Kirimkan dalam bentuk print out (yang sudah dijilid rapi, tentunya), sertakan sinopsis lengkap novelmu, plus form pengiriman naskah ke:


REDAKSI GAGASMEDIA
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630
(KODE NASKAH: DOMESTIC DRAMA—tulis di amplop naskahmu)



* Setiap naskah akan diproses langsung oleh redaksi. Waktu yang diperlukan 3-4 bulan, mengingat banyaknya naskah masuk setiap harinya. Harap maklum ya.
* Contoh novel Domestic Drama:

1. After the Honeymoon (Ollie)
2. Alpha Wife (Ollie)
3. Dongeng Semusim (Sefryana Khairil)


PLOT
Sesuai namanya, novel-novel Domestic Drama bercerita tentang pasang surut dalam kehidupan pernikahan. Masalah-masalah yang dialami tokoh utama (suami-istri) tak jauh-jauh dari kehidupan rumah tangga lainnya: uang, karier, anak, kehidupan bermertua, tetangga, pendidikan anak, dsb. Pilih konflik yang membumi dan tidak mengada-ada.

Sebaiknya mengambil latar belakang keluarga menengah ke atas. Konflik keluarga kelas atas biasanya berkutat di masalah skandal, which is bukan pilihan konflik yang sedang kita cari.

What happens in family, stays in family. Jangan biarkan konflik dalam novel Domestic Drama-mu diselesaikan/dibantu orang yang bukan keluarga. Lebih baik lagi, jika tokoh utamanya sendiri yang menyelesaikan masalah rumah tangganya—yang, tentu saja, dengan segala pergumulan dan kesadaran diri.

Konflik atau sub-konflik orang ketiga sebaiknya dihindari. Bukan saja klise, tapi outdated—alias kuno banget.


KARAKTER
Karakter-karakter pendukung Domestic Drama tak jauh-jauh dari lingkungan keluarga: anak, mertua, kakek, nenek, cucu, paman, bibi—bahkan mungkin, tetangga. Semua tokoh yang dilibatkan dalam Domestic Drama sebaiknya dipilih yang benar-benar membantu tokoh utama dalam menyelesaikan masalah pernikahannya.

Newlyweds (pengantin baru) adalah topik favorit Domestic Drama. Bukan saja karena di fase inilah banyak sekali kemungkinan konflik yang bisa terjadi, tapi juga fakta bahwa pembaca romans GagasMedia yang mayoritas dewasa muda bisa dengan gampang ‘terlibat’ ke isi cerita. After the Honeymoon (Ollie) adalah contoh baik novel Domestic Drama bertema newlyweds.

LAIN-LAIN
Butuh inspirasi? Tonton serial-serial TV seperti Home and Away, Neighbours, Growing Pains, Family Ties, Six Feet Unders, dan Brothers and Sisters untuk mencari inspirasi.



Sepanas apa sih baiknya adegan seksi di Domestic Romance?

Untuk mempermudah bayangan level sensualitas di novel romance, GagasMedia memakai teori 12 Steps to Intimacy-nya Desmond Morris sebagai panduan. Fokus pembaca Domestic Drama bukan di adegan seks, Dahling. Ingat, untuk Domestic Drama ini, tingkat keintiman yang digunakan hanya sampai nomor 7.

1. Eye to body (deskripsi kekaguman saat pertama kali melihat pasangan)
Dari mata turun ke hati—begitulah cara paling simpel untuk menjelaskan level terendah dari sensualitas Desmond Morris ini. Contoh:
“Daniel?” panggilnya lembut.
Tapi laki-laki itu tak kunjung menoleh. Bahkan ketika Nadia berjalan pelan ke sofa empuk, tak jauh dari tempat laki-laki itu berdiri. Sosok tinggi dan atletis itu tetap di sana, bergeming seperti patung Yunani, dan membisu seperti batu. Sesuatu dari dalam diri Daniel membuat Nadia mendadak canggung. Dia lalu berdehem, sambil berusaha menawarkan perasaannya yang berdebar-debar.
“Daniel?” Dia memanggilnya lagi.

2. Eye to eye (saling bertatap mata)
Momen indah saat kedua orang yang jatuh cinta itu saling menatap.
“Aku senang kamu ada di sini,” kata Devon sungguh-sungguh. Sesaat, mata mereka bertemu di udara. Waktu berhenti untuk mereka berdua. Contoh:
“Aku juga,” aku Aria, tak berani berkedip barang sedetik pun. Dia tak ingin melewatkan saat-saat indah ini... sebelum Daniel meninggalkan Indonesia.

3. Voice to voice (percakapan romantis dengan pasangan)
Obrolan romantis, dari hati ke hati, adalah favorit sebagian besar pembaca romance. Bahkan, beberapa mengenangnya sebagai quote yang tak terlupakan. Contoh:
Alvin menarik napas panjang sebelum berkata, “Aku mencintaimu.”
Sebelum Dewi bereaksi atas ucapannya barusan, laki-laki itu buru-buru menempelkan telunjuknya di bibir perempuan itu. Setelah jeda beberapa saat, Alvin baru melanjutkan, “Aku tak bisa menjamin akulah yang kau inginkan. Tapi aku berjanji menjadi laki-laki yang kau butuhkan.
Dewi tak mampu berkata-kata. Matanya berkaca-kaca.

4. Hand to hand (berpegangan tangan dengan pasangan)
Sentuhan skin-to-skin (kulit bertemu kulit) dimulai sejak tahap ini. Dan cukup banyak juga cerita romantis dimulai dengan jabatan tangan. Contoh:
Untuk pertama kalinya, sejak sisa siang itu, Kania merasa tenang. Dia membiarkan Hadi memanjakannya di tempat tidur; memperbaiki letak bantal sehingga dia bisa menyandarkan tubuh dengan nyaman, membuatkan segelas teh melati. Setelah meletakkan cangkir berisi cairan hangat itu di bawah lampu meja, Hadi menggenggam tangannya dengan lembut. Jari-jari panjang laki-laki itu merangkul jari-jarinya seolah menjanjikan perlindungan—sesuatu yang bisa dia percayakan pada Hadi.
“Jangan mikir yang berat-berat dulu,” katanya, membelai punggung tangan Kania dan mengalirkan gejolak aneh di dalam dirinya. “Aku pengen kamu istirahat sepuasnya, biar pusingnya cepat sembuh.”

5. Arm to shoulder (menyentuh bahu pasangan)
Gestur romantis skin-to-skin masih berlanjut di tahap ini. Contoh:
Christopher menyentuh bahu Rachel dan gelenyar panas dengan cepat menjalari lengan sampai ke kuku-kuku tangannya. Padahal katanya kuku jari tak bisa merasakan apa-apa.
Rachel menggumam dalam hati, hanya karena Christopher tunangan kakaknya, bukan berarti dia kebal terhadap pesona laki-laki itu.
“Sudah malam,” ujarnya lembut.

6. Arm to waist (meletakkan tangan di pinggang)
Bayangkan adegan dansa, pelukan mesra dari belakang, atau momen ‘kecelakaan’ yang membawa pembaca ke suasana intens antar tokoh utama. Contoh:
Sejurus kemudian, Juliet menyesali kekeraskepalaannya. Menepis uluran tangan Romeo justru membuatnya terjerumus ke masalah yang lebih besar. Dia tergelincir di atas lantai marmer yang baru dipel itu dan laki-laki itu langsung sigap menangkap tubuhnya. Sesaat, Juliet merasa beruntung karena tak sampai mempermalukan diri di depan Romeo. Tapi merasakan lengan berotot laki-laki itu di pinggulnya adalah masalah besar.
“Lepaskan!” perintahnya dengan suara gemetar. Menatap langsung mata cokelat Romeo mengisi daftar panjang kesalahannya sepanjang hati itu.
“Tapi kamu nanti bakal jatuh.” Brengsek, dia tersenyum!

7. Mouth to mouth (berciuman)
Apa ini masih perlu dijelaskan? Semua yang berjiwa romantis tahu, berciuman dengan orang yang disayang akan menjadi kenangan terindah selamanya.... Contoh:
Tora mencondongkan tubuhnya dan menekan bibirnya ke bibir Lidya. Tuhan, bibirnya lembut dan mengingatkannya pada es krim. Lembut dan adiktif. Dia menemukan sensasi dingin mint dari permen karet yang tadi dikunyah cewek itu. Pikiran warasnya hilang sesaat, terbius pengalaman baru yang ditemukannya bersama Nadia.
“Apa kamu mikirin Gita saat nyium aku?” tanya Nadia setelah mereka menghentikan ciuman itu.
Tora nggak menjawab. Dan, seperti bisa membaca pikirannya, Lidya menampar cowok itu.



Narasumber : http://gagasmedia.net/gagas-romance/DOMESTIC-DRAMA.html

08 April 2010

Lomba MenuLis Cerpen MajaLah Say




Syarat dan ketentuan:
1. Lomba terbuka untuk pelajar, mahasiswa, dan umum
2.Tema harus remaja (Cinta, persahabatan, petualangan, fiksi ilmiah, misteri, humor, dll.
3. Setiap peserta boleh mengirim kebih dari 1 judul.
4. Naskah diketik rapi 1,5 spasi. Banyak karakter 10.000-13.000 karakter.
5. Naskah harus asli (belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun)
6. Naskah dikirim dalam format print out / CD dan wajib melampirkan formulir asli yang terdapat di Majalah SAY.
7. Naskah dikirim dalam amplop tertutup, paling lambat tanggal 30 Juni 2010 (stempel pos)
8. Lomba tertutup bagi karyawan atau keluarga besar Majalah SAY (cetak dan online).
9. Keputusan Jur tidak dapat diganggu gugat.
10. Naskah yang masuk menjadi milik majalah SAY. Cerpen yang tidak menang tapi layak muat akan diberikan honor reguler.
11. Fotokopi KTP atau identitas lainnya.
12. Naskah dikirim ke:
REDAKSI MAJALAH SAY
Jl. ALAYDRUS NO. 45
JAKARTA PUSAT 10130

Hadiah untuk pemenang:
Hadiah I : Rp 2.000.000,-
Hadiah II : Rp 1.500.000,-
Hadiah III : Rp 1.000.000,-

6 pemenang berbakat @ Rp 500.000,-
10 pemenang hiburan akan mendapatkan bingkisan menarik dari Majalah SAY.

Sayembara MenuLis NoveL DKJ 2010

Untuk merangsang dan meningkatkan kreativitas pengarang Indonesia dalam penulisan novel, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menyelenggarakan Sayembara Menulis Novel. Lewat sayembara ini DKJ berharap lahirnya novel-novel terbaik, baik dari pengarang Indonesia yang sudah punya nama maupun pemula, yang memperlihatkan kebaruan dalam bentuk dan isi. Adapun persyaratannya sebagai berikut:

Ketentuan Umum
• Peserta adalah warga negara Indonesia (dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau bukti identitas lainnya).
• Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah.
• Naskah belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun, baik sebagian maupun seluruhnya.
• Naskah tidak sedang diikutkan dalam sayembara serupa.
• Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik.
• Tema bebas.
• Naskah adalah karya asli, bukan saduran, bukan jiplakan (sebagian atau seluruhnya)
Ketentuan Khusus
• Panjang naskah minimal 150 halaman kuarto, 1,5 spasi, Times New Roman 12
• Peserta menyertakan biodata dan alamat lengkap dalam lembar tersendiri, di luar naskah
• Empat salinan naskah yang diketik dan dijilid dikirim ke:
Panitia Sayembara Menulis Novel DKJ 2010
Dewan Kesenian Jakarta
Jl. Cikini Raya 73
Jakarta 10330

• Batas akhir pengiriman naskah: 30 September 2010 (cap pos atau diantar langsung)

Lain-lain
• Para Pemenang akan diumumkan dalam Malam Anugerah Sayembara Menulis Novel DKJ 2010 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada pertengahan Januari 2011.
• Hak cipta dan hak penerbitan naskah peserta sepenuhnya berada pada penulis.
• Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat-menyurat.
• Pajak ditanggung pemenang.
• Sayembara ini tertutup bagi anggota Dewan Kesenian Jakarta periode 2009-2012.
• Maklumat ini juga bisa diakses di www.dkj.or.id
• Dewan Juri: Agung Ayu, Anton Kurnia, dan A.S. Laksana

Hadiah

Pemenang utama Rp. 20.000.000
Empat pemenang unggulan @ Rp. 7.500.000

Lomba NoveL Inspiratif Indiva

Untuk merangsang dan meningkatkan kreativitas pengarang Indonesia dalam penulisan novel dewasa, PT INDIVA MEDIA KREASI menyelenggarakan Sayembara Menulis Novel Inspiratif 2010. Melalui sayembara ini, INDIVA MEDIA KREASI berharap akan lahir novel-novel terbaik, baik dari pengarang Indonesia yang sudah mempunyai nama maupun pemula, yang memerlihatkan orisinalitas, inspiratif, penuh hikmah, dan tidak melanggar syariat dalam bentuk dan isi.

Ketentuan Umum
* Peserta adalah warga negara Indonesia (dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau bukti identitas lainnya).
* Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah.
* Naskah belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun, baik sebagian maupun seluruhnya.
* Naskah tidak sedang diikutkan dalam sayembara serupa
* Naskah dan judul ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik
* Tema bebas, boleh fiksi atau pengalaman nyata.
* Isi tidak melanggar syariat Islam, tidak mengandung unsur pornografi dan SARA


Ketentuan Khusus
* Panjang naskah minimal 100 halaman A4, 1,5 spasi, Times New Roman 12
* Peserta menyertakan biodata dan alamat lengkap dalam lembar tersendiri, di luar naskah dan HARUS disertai sinopsis cerita dan fotokopi pengenal (KTP/KTM/SIM/Paspor).
* Tiga salinan naskah yang diketik dan dijilid dikirim ke:
Panitia Sayembara Menulis Novel Inspiratif Indiva 2010
PT Indiva Media Kreasi
Jl. Apel II No 30Jajar, Laweyan, SoloTelp. 0271-7055584; 0271-710812

* Batas akhir pengiriman naskah: 30 Juni 2010 (cap pos atau diantar langsung)
* Para Pemenang akan diumumkan di majalah Gizone edisi ke-21 (Edisi November-Desember) dan website Indiva: www.indivamediakreasi.com pada akhir Desember 2010.
* Hak terbit sebanyak 10.000 eksemplar untuk Juara I-III ada pada PT Indiva Media Kreasi. Untuk cetakan berikutnya (10.000 eksemplar ke atas) akan dihitung dengan sistem royalti.
* Bagi naskah yang tidak menjadi pemenang, tetapi memenuhi kriteria terbit, Indiva Media Kreasi akan menerbitkannya, dan penulis berhak mendapat honorarium atas penerbitan naskahnya itu.
* Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat-menyurat.
* Pajak ditanggung pemenang.
* Sayembara ini tertutup bagi seluruh karyawan Kelompok Penerbit dan Majalah PT Indiva Media Kreasi

Hadiah
* Total Jutaan Rupiah
Informasi/ pertanyaan bisa dilayangkan ke email atau telepon:
indiva_mediakreasi@yahoo.co.id
redaksi_indiva@yahoo.com
redaksi_girliezone@yahoo.com
0271-7055584 atau 0271-710812 selama jam kerja
(Pukul 08.00-16.00 WIB)

Lomba Menulis Indosat FLash Fiction



Tema: “MERAIH MIMPI"

Syarat dan Ketentuan:

1. Berhubungan dengan tema

2. Cerita menarik dan mengandung nilai-nilai kehidupan

3. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik

4. Penulisan Flash Fiction ini dibatasi minimal 200 kata dan maksimal 250 kata.

5. Naskah dikirim melalui email redaksi@batampos.co.id. Naskah dapat dikirim langsung di badan email atau dengan attachment (Msword) dengan menuslikan di kolom Subyek “FF”

- Tuliskan Nama, Alamat, telepon, dan alamat blog.facebook atau web (jika memiliki)

6. Naskah paling lambat diterima pada 17 April 2010.

7. Satu peserta hanya boleh mengirim 3 judul naskah.

8. 20 pengirim pertama mendapat tiket gratis nonton penampilan J-Rock di Temenggung Abdul Jalam, Batam 24 April 2010.

9. Naskah yang masuk menjadi hak milik panitia.

10. Naskah yang masuk dan dianggap layak akan dimuat di situs www.batampos.co.id

Hadiah

Hadiah 1 Mobile Modem 3.5G HSDPAHuawei E 220

Hadiah 2 Mobile Modem 3.5G HSDPA ZTE 626

Hadiah 3 Mobile Modem CDMA Ivio3G


Pengumuman pemenang tanggal 20 April 2010

Sumber : http://www.batampos.co.id/